Jumat, 01 Juni 2012

ASKEB II (PERSALINAN)



ASKEB II (PERSALINAN)
BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut ( Manuaba, IG, 1999 )
Pada persalinan terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan merasa sakit pinggang, sakit perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak nyaman, tidak bisa tidur nyenyak. Dan perubahan psikis yang terjadi yaitu merasa ketakutan sehubungan dengan diri sendiri, takut kalau terjadi bahaya terhadap dirinya pada saat persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu, misalnya mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu, ketakutan karena anggapan sendiri bahwa persalinan itu merupakan hal yang membahayakan ( Ibrahim,C, 1993 )

Ibu merupakan kesatuan dari Bio Psikososial Spiritual maka perlu perhatian khusus dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan mental guna meningkatkan serta mencegah komplikasi lebih lanjut. Bidan merupakan salah satu tenaga dari team pelayanan kesehatan yang keberadaannya paling dakat dengan ibu yang mempunyai peran penting dalam mengatasi masalah melalui asuhan kebidanan. Dalam melaksanan asuhan kebidanan bidan dituntut memiliki wawasan yang luas, trampil dan sikap profesional, karena tindakan yang kurang tepat sedikit saja dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karenanya diharapkan semua persalinan yang dialami ibu dapat berjalan normal dan terjamin pula keselamatan baik ibu dan bayinya. Dalam hal ini Penulis mencoba melakukan study kasus pada Ny. A G1PoA0 umur 28 tahun di BPS Siti Musa’adah, Beringin, Ngaliyan, Semarang.
B.     TUJUAN
·         Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan pada kasus persalinan normal sesuai standart Asuhan Persalinan Normal ( APN ) melalui penerapan manajemen kebidanan
·         Tujuan Khusus
1.      Mampu melakukan anamnesa dengan menggunakan komunikasi yang baik dan benar kepada ibu bersalin, serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
2.      Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang secara lengkap dengan benar dan tepat pada ibu bersalin.
3.      Mampu menganalisa masalah berdasarkan data atau informasi yang telah diperoleh melalui anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan.
4.      Mampu membuat suatu perencanaan tindakan berdasarkan analisa yang telah ditentukan.
5.      Mampu melaksanakan asuhan secara komprehensif sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
6.      Mampu melakukan evaluasi dari prosedur pemeriksaan yang dilakukan.
7.      Mampu membuat pendokumentasian menggunakan metode SOAP.

C.    METODE PENULISAN
Metode penulisan ini adalah deskriptif yaitu menggunakan gambaran secara garis besar, serta tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini meliputi :
a.       Wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab (anamnesa) dengan klien/keluarga dalam rangka mendapatkan data subyektif dan informasi yang dibutuhkan.
b.      Observasi
Yaitu mengamati perilaku dan keadaan untuk memperoleh data tentang kesehatan pasien secara langsung dan sekaligus memberikan asuhan kebidanan.
c.       Pemeriksaan fisik
Yaitu pemeriksaan pada pasien dalam rangka mendapatkan data objektif dan untuk memperjelas data-data.
d.      Pemeriksaan laboratorium
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang data-data sebelumnya sehingga dapat lebih tepat dalam memberikan asuhan kebidanan.
e.       Study kepustakaan
Untuk memperkaya khasanah ilmiah yang mendukung pelaksanaan asuhan pada kasus yang diambil melalui sumber – sumber buku yang sesuai.

D. SISTEMATIKA PENULISAN.
Sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
BAB I    :    Pendahuluan
    A. Latar belakang
    B. Tujuan penulisan
    C. Metodologi penulisan
                          D. Sistematika penulisan
BAB II   :    Tinjauan teori ”Asuhan Persalinan Normal”
BAB III :    Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal
BAB IV :    Pembahasan
BAB V  :    Penutup
                          A. Kesimpulan
    B. Saran
Daftar pustaka


BAB II
TINJAUAN TEORI


2.1     DEFINISI PERSALINAN
a.         Persalinan adalah  suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lahir ke dunia luar (Prawiroharjo,S, 1999).
b.        Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hidup cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (UNPAD,1983).
c.         Persalinan adalah  proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.

2.2     PROSES PERSALINAN
Pada proses persalinan menurut (Mochtar,R, 2001) di bagi 4 kala yaitu :
1.        Kala 1 : Kala pembukaan
          Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a).    Fase laten
·         Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
·         Pembukaan kurang dari 4 cm
·         Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam
b).   Fase aktif
·         Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi adekuat / 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
·         Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)
·         Terjadi penurunan bagian terbawah janin
·         Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :
Berdasarkan kurva friedman :
ü  Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4cm
ü  Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat dari 4 menjadi 9cm
ü  Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 9cm menjadi 10cm / lengkap

2.        Kala II : Kala pengeluaran janin
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong janin hingga keluar.
Pada kala II ini memiliki ciri khas :
·      His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3menit sekali
·      Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan
·      Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB
·      Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.
Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :
§  Primipara kala II berlangsung 1,5  jam - 2 jam
§  Multipara kala II berlangsung  0,5 jam - 1 jam
Pimpinan persalinan
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak berbaring, merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas siku, kepala diangkat sedikit sehingga dagu mengenai dada, mulut dikatup; dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring kearah dimana punggung janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang sebelah atas
(JNPKR dan Depkes, 2002)

3.        Kala III : Kala uri
Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi lahir kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta  yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1 – 5 menit plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan (brand androw, seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Dan pada pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran darah kira – kira 100-200cc.
v  Tanda kala III terdiri dari 2 fase :
1)      Fase pelepasan uri
Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:
a.    Schultze
·         Data ini sebanyak 80 % yang lepas terlebih dahulu di tengah kemudian terjadi reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula – mula di tengah kemudian seluruhnya, menurut cara ini perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
b.    Dunchan
·         Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu dari pinggir (20%)
·         Darah akan mengalir semua antara selaput ketuban
c.    Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
2)      Fase pengeluaran uri
v  Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu :
1)      Kustner
Meletakkan tangan dengan tekanan pada / diatas simfisis, tali pusat diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum lepas, bila tali pusat diam dan maju (memanjang) berarti plasenta sudah terlepas.
2)      Klien
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah terlepas.
3)      Strastman
Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti  belum lepas, bila tidak bergetar berarti sudah terlepas.
4)      Rahim menonjol diatas symfisis
5)      Tali pusat bertambah panjang
6)      Rahim bundar dan keras
7)      Keluar darah secara tiba-tiba

4.        Kala IV:  Kala pengawasan
Yaitu waktu setelah bayi lahir dan uri selama 1-2 jam dan waktu dimana untuk mengetahui keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.

 2.3    MEKANISME PERSALINAN
Mekanisme persalinan merupakan gerakan-gerakan janin pada proses persalinan yang meliputi langkah sbb :
a)    Turunnya kepala, meliputi :
Ø  Masuknya kepala dalam PAP
Ø  Dimana sutura sagitalis terdapat ditengah – tengah jalan lahir tepat diantara symfisis dan promontorium ,disebut synclitismus.Kalau pada synclitismus os.parietal depan dan belakang sam tingginya jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symfisis atau agak kebelakang mendekati promontorium disebut Asynclitismus.
Ø  Jika sutura sagitalis mendekati symfisis disebut asynclitismus posterior jika sebaliknya disebut asynclitismus  anterior.
b)      Fleksi
Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir PAP serviks, dinding panggul atau dasar panggul.
c)      Putaran paksi dalam
Yaitu putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symfisis.
d)      Ekstensi
Setelah kepala di dasar panggul terjadilah distensi dari kepala hal ini disebabkan karena lahir pada intu bawah panggul mengarah ke depan dan keatas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
e)      Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir maka kepala anak memutar kembali kearah punggung anak torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
f)        Ekspulsi
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar sesuai arah punggung dilakukan pengeluaran anak dengan gerakan biparietal sampai tampak ¼ bahu ke arah anterior dan posterior dan badan bayi keluar dengan sangga susur.

2.4         58 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
1.        Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
·      Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
·      Ibu merasa takanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
·      Perineum tampak menonjol
·      Vulva dan sfingter ani membuka
2.        Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia à tempat yang datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
·      Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
·      Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3.        Pakai celemek plastik.
4.        Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan handuk yang bersih dan kering.
5.        Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam.
6.        Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan  DTT atau steril) dan letakkan di partus set/wadah DTT atau steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
7.        Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi dengan DTT.
·      Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang
·      Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
·      Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam larutan klorin 0,5 %)
8.        Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
·      Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.
9.        Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10.    Periksa DJJ setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ  dalam batas normal (120 – 160x/menit).
·      Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ  tidak normal
·      Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
11.    Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
·      Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif)
·      Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran dengan benar
12.    Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
13.    Laksanakan bimbingan meneran saat ibu marasa ada dorongan kuat untuk meneran.
·      Bimbing ibu agar dapat meneran secara baik dan efektif
·      Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
·      Bantu ibu mengambil posisi nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
·      Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
·      Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
·      Berikan cukup asupan cairan per oral (minum)
·      Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
·      Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120  menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14.    Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15.    Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm).
16.    Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong.
17.    Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18.    Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19.    Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan tangan yang dilapisi dnegan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
20.    Seka dengan lembut muka, mulut, dan hidung bayi dengan kasa/kain bersih.
21.    Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
·      Jika tali pusat melilit leher secara  longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
·      Jika tali pusat  melilit leher secara kuat, klem tali pusat  di dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut
22.    Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
23.    Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparetal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
24.    Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
25.    Seteleh tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara mata kaki dan pegang masing-masing mata kaki ibu jari dan jari-jari lainnya).
26.    Penilaian segera bayi baru lahir.
27.    Keringkan tubuh bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
28.    Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2cm distal dari klem pertama.
29.    Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan lakukan pengguntingan (lindungi perut bayi) tali pusat diantara 2 klem tersebut.
30.    Ganti handuk yang basah dengan handuk/kain baru yang bersih dan kering, selimuti dan tutup kepala bayi dan biarkan tali pusat terbuka. Tali pusat tidak perlu ditutup dengan kassa atau diberi yodium tapi dapat dioles dengan antiseptik.
·      Jika bayi mangalami kesulitan bernafas, lihat penatalaksanaan asfiksia
31.    Berikan bayi  kepada ibunya dan anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan untuk memulai pemberian ASI.
32.    Letakkan kain bersih dan kering pada perut ibu, periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).
33.    Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik agar uterus berkontraksi baik.
34.    Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
35.    Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
36.    Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simpisis untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
37.    Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
·      Jika uterus tidak segera  berkontraksi minta ibu, suami datau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu
38.    Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas. Minta ibu meneran sambil  penolong  menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial).
39.    Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang telah disediakan.
·      Jika selaput ketuban robek, pakai serung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
40.    Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
·      Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase.
41.    Periksa kedua sisi plasenta baik bagian meternal maupun fetal dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan palsenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.
42.    Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan panjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
43.    Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
44.    Celupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %, bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT dan keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
45.    Selimuti bayi dan tutupi bagian kepalanya dengan handuk atau kain bersih dan kering.
46.    Minta ibu memulai pemberian ASI secara dini (30-60 menit setelah bayi lahir).
47.    Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
·      2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
·      Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
·      Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
·      Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri
48.    Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
49.    Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
50.    Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15menit selama 1jam pertama pascapersalinan dan setiap 30menit selama jam kedua pascapersalinan.
·      Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pascapersalinan
·      Melakukan tindakan ynag sesuai untuk temuan yang tidak normal.
51.    Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
52.    Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53.    Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
54.    Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
55.    Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5 %.
56.    Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10menit.
57.    Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
58.    Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV dan lakukan penimbangan bayi, beri tetes mata profilaksis dan vitamin K 0, 1 cc.






BAB III
TINJAUAN KASUS


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL
NY. A, G1P0A0, USIA 23 TAHUN, HAMIL 39 MINGGU
IN PARTU KALA I FASE LATEN

I.        PENGKAJIAN
     Tanggal      :    18 Februari 2010
     Jam             :    12.45 WIB
     Tempat       :    BPS Siti Musa’adah

II.     IDENTITAS PASIEN
Nama ibu        :    Ny. A                            Nama suami    :    Tn. E
Umur               :    23 tahun                        Umur              :    25 tahun
Agama            :    Islam                             Agama            :    Islam
Pendidikan      :    SMA                             Pendidikan     :    SMA
Pekerjaan        :    Ibu rumah tangga          Pekerjaan        :    Swasta
Suku bangsa    :    Jawa                              Suku bangsa   :    Jawa
Alamat            :    Jatimas RT.02/01,         Alamat            :    Jatimas RT.02/01,
                             Ngaliyan                                                    Ngaliyan

III.  DATA SUBYEKTIF
1.         Alasan Datang :
     Ibu merasakan kenceng-kenceng seperti hendak melahirkan
Keluhan Utama :
     Ibu merasakan kenceng-kenceng sering dan teratur sejak jam 09.00 WIB dan mengeluarkan lendir bercampur darah sejak jam 12.30 WIB

2.         Tanda-tanda Persalinan :
     Kontraksi        :    sering dan adekuat
     Frekuensi        :    2x dalam 10 menit, lamanya 40 detik
     Lokasi ketidaknyamanan :  perut bagian bawah menjalar ke punggung
     PPV                :    lendir bercampur darah

3.         Riwayat Kesehatan :
Sekarang    :    Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, hepatitis, asma, TBC, malaria, HIV/AIDS, PMS.
Dahulu       :    Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, hepatitis, asma, TBC, malaria, HIV/AIDS, PMS.
Keluarga    :    Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat keturunan kembar, penyakit jantung, hipertensi, DM, hepatitis, asma, TBC, malaria, HIV/AIDS, PMS.

4.         Riwayat Obstetri :
a.         Riwayat haid :
Menarche        :    13 tahun
Siklus              :    ± 28 hari
Lama               :    ± 6 hari
Banyak            :    2-3x ganti pembalut/hari        Disminorhae : tidak
b.        Riwayat kehamilan, persalinan yang lalu :
            Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama
c.         Riwayat Perkawinan :
  Ibu menikah 1 kali dengan suami yang sekarang, lamanya ± 1 tahun, status perkawinan : sah
d.        Riwayat KB :
     Ibu belum pernah mengguanakan KB apapun
e.         Riwayat Kehamilan Sekarang :
G1P0A0
HPHT      :    17-5-2009
HPL         :    24-2-2010
ANC        :    14x
TT            :    2x
Fe             :    90 tablet
Minum jamu/obat : tidak
Gerak janin : aktif 24 jam terakhir, 6x / 24 jam

5.         Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
·      Pola Nutrisi         :    makan terakhir tadi siang jam 12.00 WIB, porsi sedang, menu nasi, lauk, sayur. Minum air putih.
     Keluhan               :    ibu merasa malas mau makan
·      Pola Istirahat       :    ibu telah tidur malam ± 6 jam
     Keluhan               :    ibu merasa tidurnya tidak nyenyak
·      Pola Eliminasi      :    BAB terakhir tadi pagi jam 10.00 WIB, BAK terakhir jam 11.45 WIB
     Keluhan               :    ibu mengatakan semakin sering kencing
·      Personal hygiene :    terakhir mandi dan gosok gigi tadi pagi jam 09.00 WIB
     Keluhan               :    ibu mengatakan tidak ada keluhan
·      Psiko, sosial, culture : Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya. Hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga baik. Ibu tidak menganut adat istiadat yang bertentangan dengan kesehatan. Ibu ditunggui oleh suami dan keluarga terdekat.

6.         Tingkat Pengetahuan :
Ibu mengetahui bahwa kehamilannya sudah mendekati hari perkiraan lahir.

IV.  DATA OBYEKTIF
1.      Keadaan Umum     :  baik
Kesadaran              :  composmentis
2.      Tanda-tanda Vital :
TD         :    120/80 mmHg
N           :    82x/menit
T            :    37oC
RR         :    20x/menit
3.      Status Present :
Kepala             :    mesocephal, kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak mudah rontok
Muka               :    tidak ada oedema
Mata                :    konjungtiva merah muda, sklera warna putih jernih
Hidung            :    simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut              :    tidak ada stomatitis, tidak ada caries dentis
Telinga            :    simetris, tidak ada serumen, tidak ada OMA/OMP
Leher               :    tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada               :    simetris, gerak nafas teratur
Ketiak             :    tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Abdomen        :    tidak ada pembesaran hati dan limpa
Lipat paha       :    tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Vulva              :    tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak ada infeksi
Ekstremitas     :    simetris, tidak ada varises, tidak ada oedema
Punggung        :    tidak ada kelainan
Anus               :    tidak ada hemoroid
4.      Status Obstetrikus :
Muka            :    tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mammae       :    membesar, areola meghitam, putting menonjol, mammae bersih, sudah keluar kolostrum
Abdomen     :    membesar sesuai kehamilan, tidak ada bekas operasi, terdapat striae gravidarum
Vulva            :    tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada infeksi
                          PPV : lendir darah
5.      Pemeriksaan Leopold :
Leopold I        :    teraba bagian besar bulat lunak, TFU pertengahan antara pusat dengan procesus xyphoideus
Leoopold II    :    sebelah kiri teraba tahanan keras memanjang
                             Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin
Leopold III     :    teraba bagian besar bulet keras melenting
Leopold IV     :    divergen
                             penurunan kepala 3/5
            TFU dengan Mc. Donald  =  31 cm
            TBJ  =  ( 31 – 11 ) x 155 = 3100 gram
6.      DJJ  =  140x/menit, punctum maks. di 1/3 antara pusat dengan SIAS kiri
7.      Reflek Patella  :  + / +
8.      Pemeriksaan Dalam :               tgl/jam : 18 Februari 2010 / 12.45 WIB
                 Vulva/vagina  :  tidak ada tumor atau benjolan
                 Serviks  :
-          keadaan      :    elastis
-          pembukaan :    3 cm
-          efficemen   :    25 %
                 Kulit ketuban  :  (+) utuh
                 Presentasi  :  belakang kepala
                 POD  :  belum dapat teraba
9.      Pemeriksaan Penunjang  :  tidak dilakukan

V.     ANALISA
            Ny. A, G1P0A0, umur 21 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, letak membujur, preskep, puki, Ʉ , in partu kala I fase laten.

VI.  PLANNING
Tanggal 18 Februari 2010, jam 12.50 WIB
1.         Memberitahu ibu bahwa keadaan dirinya dan janinnya normal
Hasil      :    ibu mengetahui keadaan dirinya dan janinnya normal
2.         Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan atau berbaring miring ke kiri
Hasil      :    ibu memilih berbaring ke kiri
3.         Menganjurkan ibu untuk berkemih
Hasil      :    ibu berkemih, urine ± 100 cc
4.         Menganjurkan ibu untuk bernapas panjang bila ada kontraksi yaitu tarik napas panjang melalui hidung dan keluarkan melalui mulut
Hasil      :    ibu mengerti dan kooperatif
5.         Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada kontraksi
Hasil      :    ibu mau makan dan minum saat tidak ada kontraksi
6.         Mempersiapkan partus set yang berisi klem arteri, 1/2 kocher, gunting tali pusat, gunting episiotomi, needle holder, jarum otot dan kulit, kassa, benang tali pusat, spuit berisi oksitosin
Hasil      :    partus set telah disiapkan dalam keadaan steril
7.         Melakukan pengawasan 10
Hasil      :
Jam
KU
TD
S
N
RR
DJJ
HIS
PPV
BR
Tanda Kala II
13.00
baik


82

140
2x/10mnt,
40 detik
lendir darah
-
-
13.30
baik


82

140
2x/10mnt,
40 detik
lendir darah
-
-
14.00
baik


84

140
2x/10mnt,
40 detik
lendir darah
-
-
14.30
baik

37
88

144
2x/10mnt,
40 detik
lendir darah
-
-
15.00
baik


84

144
3x/10mnt,
40 detik
lendir darah
-
-
15.30
baik


88

140
3x/10mnt,
40 detik
lendir darah
-
-
16.00
baik


88

144
3x/10mnt,
40 detik
lendir darah
-
-


VII. PENGKAJIAN, KALA I
Tanggal 18 Februari 2010, jam 16.30
S     :    Ibu merasakan kenceng-kenceng yang semakin kuat
O    :    VT Ø 6 cm, KK (+), eff : 75%, DJJ 140x/menit, punctum maks. di 1/3 antara pusat dengan SIAS kiri, his 3x dalam 10 menit lamanya 40 detik, penurunan kepla 3/5, H-II, nadi 84x/menit, TD 110/70 mmHg
A    :    Ny. A, G1P0A0, umur 21 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, letak membujur, preskep, puki, Ʉ , in partu kala I fase aktif
P     :   
Tanggal 18 Februari 2010, jam 16.30 WIB
1.      Memberitahu ibu bahwa keadaan dirinya dan janinnya normal
Hasil      :    ibu mengetahui keadaan dirinya dan janinnya normal
2.      Menganjurkan ibu untuk bernapas panjang bila ada kontraksi
Hasil      :    ibu mengerti dan kooperatif
3.      Menganjurkan ibu untuk berkemih
Hasil      :    ibu berkemih, urine ± 150 cc
4.      Melakukan pengawasan 10
Hasil      :
Jam
KU
TD
S
N
RR
DJJ
HIS
PPV
BR
Tanda Kala II
17.00
baik


80

140
3x/10mnt,
45 detik
lendir darah
-
-
17.30
baik


84

144
4x/10mnt,
45 detik
lendir darah
-
-
18.00
baik

37
84

144
4x/10mnt,
50 detik
lendir darah
-
-
18.30
baik


88

140
5x/10mnt,
50 detik
lendir darah
-
-
19.00
baik


84

144
5x/10mnt,
50 detik
lendir darah
-
Ibu ingin mengejan


VIII.   PENGKAJIAN, KALA II
Tanggal 18 Februari 2010, jam 19.00 WIB
S     :    Ibu merasakan kenceng-kenceng yang semakin sering dan kuat
            Ibu merasakan ingin mengejan
O    :    VT Ø 10 cm, KK (-) pecah jam 19.00 WIB, warna :  jernih, bau : khas, his 5x dalam 10 menit lamanya 50 detik, penurunan kepala 0/5, H-IV, nadi : 84x/menit, DJJ 144x/menit, TD : 120/80 mmHg
A    :    Ny. A, G1P0A0, umur 21 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, letak membujur, preskep, puki, Ʉ , in partu kala II
P     :
Tanggal 18 Februari 2010, jam 19.00 WIB
1.      Memberitahu ibu bahwa pembukaan telah lengkap
Hasil    :    ibu mengetahui pembukaan telah lengkap
2.      Memastikan dan mengawasi tanda dan gejala kala II : ada dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva membuka
Hasil    :    sudah muncul tanda gejala kala II
3.      Memastikan partus set telah siap digunakan
Hasil    :    partus set telah lengkap
4.      Mempersiapkan diri penolong
Hasil    :    celemek telah dipakai, tangan telah dicuci, dan memakaisarung tangan
5.      Membersihkan vulva dan perineum, melakukan pemeriksaan dalam, mencelupkan handscoon dalam chlorin, menghitung DJJ
Hasil    :    vulva dan perineum bersih, pembukaan lengkap, handscoon telah direndam dalam chlorin, DJJ 144x/menit
6.      Memberitahu ibu bahwa pembukaan telah lengkap lalu meminta bantuan keluarga untuk mengatur posisi ibu yaitu dorsal recumbent
Hasil    :    ibu dalam posisi dorsal recumbent
7.      Membimbing ibu meneran yaitu saat ada kontraksi dibarengi ibu untuk mengejan dengan kuat
Hasil    :    ibu kooperatif
8.      Meletakkan handuk di atas perut ibu dan kain bersih yang dilipat 1/3 di bawah bokong ibu
Hasil    :    handuk dan kain telah terpasang
9.      Membuka partus set dan memakai sarung tangan
Hasil    :    sarung tangan telah dipakai
10.  Menolong kelahiran bayi
Kepala             :    tangan kiri pada kepala bayi sambil menahan vulva bagian atas, tangan kanan menahan perineum, menyeka muka, cek lilitan tali pusat, tunggu putaran paksi luar
Bahu depan     :    letakkan tangan kanan di atas dan tangan kiri di bawah pada masing-masing sisi kepala bayi (biparietal), lakukan tarikan ke bawah sesuai jalan lahir
Bahu belakang     : lakukan tarikan ke atas sesuai jalan lahir
Badan             :    tangan kanan menyangga kepala, leher, dan bahu janin (sangga), tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin (susur)
                             Meletakkan bayi di atas perut ibu, nilai napas dan gerak
Hasil    :    bayi lahir spontan langsung menangis, jam 19.15 WIB, laki-laki, BB = 3300 gram, PB = 47 cm, LK = 31 cm, LD = 33 cm
11.  Mengeringkan bayi
Hasil    :    bayi telah kering
12.  Menjepit tali pusat, mengurut, memotong tali pusat, mengikat tali pusat, mengganti handuk, memakaikan pakaian pada bayi
Hasil    :    bayi telah hangat
13.  Menghitung jumlah perdarahan
Hasil    :    perdarahan ± 50 cc

IX.    PENGKAJIAN, KALA III
Tanggal 18 Februari 2010, jam 19.15 WIB
S          :    Ibu merasa tenang dan senang karena bayi telah lahir
O    :    Plasenta belum keluar, nadi 84x/menit
A    :    Ny. A, P1A0, umur 21 tahun, in partu kala III
P          :
Tanggal 18 Februari 2010, jam 19.15 WIB
1.      Memeriksa TFU untuk memastikan janin tunggal
Hasil      :    janin tunggal, TFU setinggi pusat
2.      Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
Hasil      :    ibu tahu akan disuntik oksitosin
3.      Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 atas paha lateral ibu
Hasil      :    oksitosin sudah masuk 10 IU
4.      Melakukan dorso kranial saat kontraksi dan melakukan PTT
Hasil      :    plasenta lahir spontan jam 19.25 WIB
5.      Melakukan masase uterus
Hasil      :    uterus berkontraksi baik
6.      Memeriksa plasenta
Hasil      :    plasenta dan selaputnya lengkap, berat ± 500 gram, diameter ± 20 cm, tebal ± 2,5 cm, insersi tali pusat sentralis, tidak ada infark, panjang tali pusat ± 40 cm, diameter ± 1,5 cm
7.      Memeriksa laserasi
Hasil      :    ada laserasi, derajat II
8.      Mengevalusi kontraksi uterus
Hasil      :    uterus berkontraksi baik
9.      Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus
Hasil      :    ibu dan keluarga dapat melakukan masase uterus
10.  Menjahit laserasi
Hasil      :    laserasi telah dijahit
11.  Memeriksa jumlah perdarahan
Hasil      :    perdarahan ± 100 cc
12.  Menempatkan semua peralatan dalam larutan chlorin 0,5 %
Hasil      :    peralatan sedang didekontaminasi
13.  Membersihkan ibu dan mengganti pakaiannya yang kotor
Hasil      :    ibu merasa bersih dan nyaman
14.  Membersihkan peralatan dan tempat persalinan
Hasil      :    peralatan dan tempat persalinan bersih dan siap digunakan kembali

X.       PENGKAJIAN, KALA IV
Tanggal 18 Februari 2010, jam 19.40 WIB
S          :    Ibu merasakan perutnya mules
O    :    Kontraksi baik, perdarahan normal, KU baik, TD 120/80 mmHg, suhu 37oC, nadi 84x/menit, kandung kemih kosong
A    :    Ny. A, P1A0, umur 21 tahun, in partu kala IV
P     :
Tanggal 18 Februari 2010, jam 19.50 WIB
1.      Mengevaluasi kontraksi uterus dan keadaan ibu
Hasil      :
Jam ke-
Waktu
TD
N
S
TFU
Kontraksi Uterus
Kandung kemih
Perdarahan
1
19.40
120/80
84
37
1 jari di bawah pusat
baik
kosong
tidak ada

19.55
120/80
84

1 jari di bawah pusat
baik
kosong
tidak ada

20.10
120/80
84

1 jari di bawah pusat
baik
kosong
tidak ada

20.25
120/80
84

1 jari di bawah pusat
baik
kosong
tidak ada
2
20.55
120/80
84
37
1 jari di bawah pusat
baik
kosong
tidak ada

21.25
120/80
84

1 jari di bawah pusat
baik
kosong
tidak ada

2.      Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan makan
Hasil      :    ibu mau istirahat dan makan


























BAB IV
PEMBAHASAN


            Setelah melakukan asuhan persalinan kepada Ny.M dengan persalinan normal di BPS, Pada tanggal 25 November 2007, maka ada beberapa hal yang ingi penulis uraikan mengenai penanganan pertolongan persalinan ini, pengkajian, analisa, dan planning yang telah penulis lakukan dapat dikemukakan bahwa :
1.    Pengkajian
Pengkajian dilakukan oleh penulis dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan umum serta pemeriksaan laboratorium dalam mengukur Hb klien sehingga kebutuhan penulis akan data klien lengkap sehingga mendukung dalam penetapan diagnosa.
Pada proses pesalinannya berlangsung melalui 4 kala dengan lama :
Kala I  : 10 jam
Kala II : 15 menit
Kala III: 10 menit
Lama persalinan : 10 Jam 25 menit
Berdasarkan teori bahwa lama persalinan bagi ibu primipara yaitu : ± 15,5 jam tetapi pada klien berlangsung 10 jam 25 menit. Hal ini terjadi karena kontraksi / his ibu baik sehingga kala I dan II berlangsung lebih singkat
2.    Analisa
            Penulis menegakkan diagnosa berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan
3.    Planning
            Pada penanganan persalinan pada Ny. A ini asuhan kebidanan yang dilakukan adalah metode asuhan persalinan normal (APN) dengan 58 langkah. Selain itu dalam penanganannya tidak lupa berprinsip pada asuhan sayang ibu  yaitu dengan memperhatikan kondisi psikologi ibu bersalin yaitu dengan mengikutsertakan keluarga (suami, orangtua) selama persalinan agar ibu mendapat support dalam persalinan dan menganjurkan ibu memilih posisi ibu yang dianggap ibu nyaman sehingga persalinan berlangsung aman dan nyaman baik bagi klien maupun pengkaji (penolong)
            Tapi ada hal yang tidak sesuai yaitu setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, bayi langsung diberi susu formula dulu karena ibu masih merasa lelah, baru 2 jam post partum atau kondisi ibu lebih baik bayi diberi ASI langsung dari ibunya.
  
   Dalam memberikan asuhan kebidanan, penulis tidak mendapatkan hambatan apapun, karena adanya kooperatif ibu selama persalinan, sehingga mempermudah penolong untuk melakukan asuhan kebidanan.



BAB V
PENUTUP


A.     KESIMPULAN
1.       Bahwa dalam menegakkan diagnosa yang tepat maka haruslah dilakukan pengkajian pad ibu yang akan brsalin secara menyeluruh yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam dan pemeriksaan laboratorium.
2.       Dalam memberikan asuhan kebidanan pada proses bersalin penolong  (bidan) harus memahami kondisi psikologi ibu dan langkah pada memberikan pertolongan dengan harapan persalinan berlangsung aman, nyaman, dan bersih tanpa adanya komplikasi yang mungkin terjadi.
3.       Bahwa psikoogi ibu dalam bersalin juga perlu diperhatikan yaitu dengan mengikutsertakan orang terdekat sehingga ibu mendapat support selama persalinan, karena dengan psikologi ibu yang baik juga berpegaruh baik dengan proses persalinan  

B.     SARAN
1.       Untuk Bidan
Dalam menolong persalinan agar berpedoman pada 58 langkah asuhan persalinan normal serta tidak mengabaikan aseptik dan antiseptik dalam penanganannya lebih memperhatikan kebutuhan klien baik fisik dan mental yaitu dengan melakukan pengkajian menyeluruh sehinga dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif.
2.       Untuk Keluarga
Hendaknya selalu memberikan dorongan dan semangat kepada ibu, dan selalu membantu ibu dalam proses persalianan dan  memenuhi kebutuhannya.

3 komentar: